Pandemi COVID-19 pertama kali muncul di Indonesia pada Maret 2020 dan dinyatakan berakhir oleh Pemerintah pada 21 Juni 2023. Selama kurang lebih 3 tahun terjadi, tentu pandemi sangat berefek terhadap pola hidup dan kesehatan kita.
Pandemi dapat berkontribusi pada peningkatan nyeri sendi pada orang dewasa. Penyebab utamanya adalah stres. Stres yang terjadi karena efek pandemi sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita, salah satunya menjadi penyebab peningkatan angka penderita nyeri sendi.
Terdapat hubungan antara stres akibat pandemi dengan peningkatan nyeri sendi pada orang dewasa. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan tersebut :
- Stres dapat memicu peradangan: Stres yang berkepanjangan dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri sendi pada orang dewasa yang rentan terhadap kondisi tersebut.
- Aktivitas fisik yang berkurang: Stres akibat pandemi dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan otot dan sendi menjadi kaku, yang pada akhirnya dapat menyebabkan nyeri sendi.
- Perubahan pola makan: Stres dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Selama pandemi, banyak orang yang mengalami perubahan pola makan dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan meningkatkan risiko nyeri sendi.
- Penurunan kualitas tidur: Stres yang dialami selama pandemi juga dapat mengganggu kualitas tidur. Kurang tidur atau tidur yang tidak nyenyak dapat mempengaruhi kesehatan sendi dan meningkatkan risiko nyeri sendi.
Untuk mengatasi nyeri sendi, sebaiknya melakukan peregangan otot secara rutin, mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta menghindari aktivitas yang dapat memperburuk nyeri sendi. Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen kesehatan sendi yang mengandung UC-II, ekstrak kunyit, dan MSM.
Semoga informasi ini bermanfaat, dan meningkatkan perhatian kita untuk terus hidup dengan sehat.